JAKARTA – Di pinggang Gunung Arjuno, di lereng sejuk Malang, Jawa Timur, tersimpan cita rasa teh warisan dunia yang telah melintasi zaman. Di Dusun Wonosari, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, terbentang hamparan kebun teh hijau yang dikelola oleh PTPN I Regional 5. Di ketinggian sekitar seribu meter di atas permukaan laut, udara sejuk dan tanah subur berpadu menciptakan rasa dan aroma teh yang khas—sebuah kualitas yang sejak masa kolonial Belanda telah dikenal hingga Eropa.
Bukan sekadar kebun, Kawasan Perkebunan Teh Wonosari kini menjelma menjadi magnet wisata alam dan edukasi. Alamnya yang lestari, udara bebas polusi, sinar matahari yang menari di sela-sela pucuk teh, serta kehangatan interaksi masyarakat lokal menjadikan kawasan ini destinasi yang menenangkan jiwa. Melihat potensi itu, Manajemen PTPN I Regional 5 pun mengembangkan kawasan ini menjadi Agrowisata Teh Wonosari, tempat di mana pengunjung tak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga menelusuri seluruh proses produksi teh—mulai dari budidaya, pemetikan, hingga menikmati secangkir teh specialty yang harum menggoda.
Dari Warisan ke Inovasi
Sebagai bagian dari Subholding Holding PTPN Group, PTPN I terus memperkuat langkah kreatif dalam mengoptimalkan seluruh asetnya. Tidak hanya berfokus pada komoditas perkebunan, PTPN I kini melangkah lebih jauh melalui diversifikasi usaha di bidang hospitality seperti pariwisata, pendidikan, layanan kesehatan, hingga sektor kuliner (food & beverages).
Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirman Danas, mengapresiasi langkah inovatif Regional 5 dalam mengoptimalkan fungsi aset untuk memperkuat sektor pariwisata sekaligus mengangkat reputasi teh Wonosari dengan merek legendaris Rolas.
> “Apresiasi tinggi saya sampaikan kepada seluruh unit kerja yang terus berkreasi menciptakan profit centre baru dari aset yang dioptimalkan. Ini bukti bahwa jajaran PTPN I memahami mandat dari Holding PTPN III, yaitu menjadi perusahaan kreatif yang mampu mengolah aset dari hulu hingga hilir,” ujar Teddy Yunirman Danas di Jakarta, Selasa (14/10/2025)
Jejak Panjang Teh Legendaris
Teddy menuturkan, Perkebunan dan Pabrik Teh Wonosari merupakan warisan sejarah dengan nilai tinggi. Dirintis oleh perusahaan Belanda pada masa pendudukan kolonial, kawasan ini dipilih bukan hanya karena cocok untuk budidaya teh, tetapi juga karena keindahan alamnya yang luar biasa.
“Teh Wonosari punya sejarah panjang dan legendaris. Dulu Belanda membuka perkebunan ini karena melihat prospek komoditas dan panorama alamnya yang indah. Kini, berkat kreativitas tim di Regional 5, Wonosari bukan hanya produsen teh premium merek Rolas, tapi juga pusat edukasi dan inovasi per-teh-an Indonesia. Teh Rolas adalah warisan yang menyatukan nilai ekonomi dan kebanggaan budaya bangsa,” ujarnya.
Menyatu dengan Masyarakat
Tak berhenti pada produksi dan ekspor, PTPN I juga berkomitmen mengembangkan masyarakat sekitar. Kebun Teh Wonosari kini berfungsi sebagai pusat wisata edukasi dan pelatihan, di mana pelajar, masyarakat, dan pelaku UMKM bisa belajar tentang seluruh proses teh, mulai dari pembibitan, pengolahan, hingga penyeduhan.
Langkah ini sejalan dengan semangat program hilirisasi nasional yang menjadi bagian dari Asta Cita Presiden Republik Indonesia, di mana Teh Rolas menjadi salah satu produk hilir unggulan.
Untuk mendekatkan produk premium ini ke masyarakat, PTPN I juga memperluas bisnis Food & Beverages melalui jaringan Rolas Café dan Tea House di berbagai lokasi strategis—termasuk Wonosari, Jember, dan sejumlah kota lain di Jawa Timur. Di sini, pengunjung dapat menikmati berbagai olahan teh berkualitas sembari merasakan nuansa alam dan budaya lokal.
Dengan langkah-langkah inovatif itu, PTPN I bukan hanya menjaga warisan teh yang telah mendunia, tetapi juga menanamkan nilai baru: bahwa secangkir teh bisa menjadi jembatan antara ekonomi, budaya, dan kebahagiaan.
Editor Redaksi Bumilampung.com