TULANGBAWANG BARAT-Persoalan di partai Hanura tampak bukan sekedar persoalan antara Ketua Umum Jenderal (Pur) Daryatmo dan Sekjen Syaripudin Sudding, dengan Ketua Umum Osman Sapta Odang (OSO) dan Harry Lontung Siregar. Bukan juga sekedar adanya dua kubu Hanura yaitu kubu Manhattan atau kubu Gedung DPP Hanura. Tetapi persoalan Hanura tempatnya merupakan persoalan kepemimpin dengan Hati Nuraninya, dan merosotnya marwah partai Hanura disaat menjelang Pemilu 2019.
Menurut Sutomo salah satu Dewan Penasehat Partai Hanura Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Provinsi Lampung, Aksi saling pecat di DPP Partai Hanura antara OSO dan Syaripudin Sudding, berawal dari mosi tidak percaya dari 27 DPD dan 401 DPC Hanura seluruh Indonesia terhadap OSO yang memimpin Partai selama satu tahun lebih telah bertentangan dengan konstitusi partai, gaya otoriter dan tidak sesuai dengan marwah Partai Hanura. Sehingga terjadi Munaslub Hanura 2018 yang dilaksanakan di gedung DPP Hanura, memutuskan pergantian Ketua Umum OSO menjadi Jenderal (Purn) Daryatmo.
“Kekisruhan itu mulai menggaduh dari DPP, turun ke DPD dan DPC setelah SK Menkumham dikeluarkan mengesahkan kepengurusan OSO dan Harry Lontung disaat waktu yang bersamaan Hanura sedang bersengketa dan menyelenggarakan Munaslub 2018, dengan kekuatan SK Menkumham kelompok OSO, secara otoriter melakukan pergantian kepengurusan diseluruh Indonesia mulai dari kepengurusan DPD hingga DPC, termasuk DPC Partai Hanura Kabupaten Tubaba atas perintah OSO.” terang Sutomo saat di wawancarai media di Kantor DPC Hanura Tubaba pada Rabu (7/1/2018) sekitar pukul 15.00 Wib.
Lanjut Sutomo, menyikapi dengan tegas pergantian paksa kepengurusan diluar konstitusional Partai, dilakukan dengan cara-cara diluar Hati Nurani Rakyat, seluruh kader dan Simpatisan Partai Hanura Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan tegas menolak kepengurusan DPC Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Tubaba yang ditunjuk oleh DPP Kubu Osman Sapta Odang (OSO), yaitu Rudi Dwi Purnomo dan kelompoknya.
“Seluruh Kader dan Simpatisan partai yang sejak tahun 2009 telah berkibar, sementara waktu sejak Hari ini Rabu 7 Februari 2018, menghentikan seluruh aktivitas Partai Hanura di Kabupaten Tubaba dan melepas seluruh atribut partai hanura yang telah terpasang diseluruh pelosok daerah dalam waktu yang tidak dapat di tentukan, sebagai bentuk kekecewaan rakyat Partai Hanura, sebelum Marwah Kepemimpinan Partai Hanura di Kabupaten Tubaba kembali di tata.” Imbuhnya.
Menghadapi Pilkada Lampung, DPP Partai Hanura telah memberikan Rekomendasi terhadap salah satu pasangan Cagub Lampung, seluruh kader dan simpatisan Partai Hanura Tubaba, menolak dan menghentikan aktivitas dukungan Partai Hanura dan bergerak serentak diluar Partai untuk memenangkan Pasangan Calon yang sesuai Hati Nurani Rakyat.
“Dengan tegas kami seluruh kader dan simpatisan Partai Hanura di Kabupaten Tubaba siap terima resiko di partai Hanura atas aksi ini, jika Kepengurusan DPC Hanura tetap di nahkodai oleh Rudi Dwi Purnomo maka kami akan mengajak seluruh keluarga besar kader untuk menarik diri dari Partai Hanura, dan kami tegaskan juga bahwa kami memang orang kecil tapi bukan orang kerdil, kalau bukan karena suara dan tenaga orang-orang kecil ini, Partai Hanura bukan dan tidak akan jadi apa-apa.”pungkasnya.
Ditempat terpisah Sudirwa.S.sos ketua DPC Partai Hanura tubaba mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui adanya aksi yang di gelar oleh sembilan Pengurus Anan ranting(PAC) partai hanura Tubaba terkait dengan pergan tian kepengurusan DPC partai hanura tubaba,bahkan dirinya sangat menyayangkan atas aksi pengurus PAC partai Hanura Tubaba.Sedangkan dirinya mengatakan sangat mendukung keputusan petinggi-petinggi partai hanura tingkat daerah dan pusat terkait pergantian pengurus di tingkat cabang partai hanura oleh DPD dan DPP partai Hanura.
“Saya tidak tahu kalau ada aksi yang di gelar oleh pengurus Anak ranting partai hanura tubaba dan ini sangat saya sayangkan, saya sudah pernah ketemu dengan pimpinan partai Hanura tingkat daerah dan pusat,saya tidak mempermasalahkan keputusan pergantian pengurus di tingkat cabang termasuk yang saya alami”ungkabnya saat dijumpai awak media dikediamannyan.
Sudirwan menambahkan bila dirinya diberikan kesempatan kembali sebagai ketua DPC Partai hanura tubaba dengan tegas dirinya menolak dan tidak ingin lagi di dunia politik dirinya lebih memilih untuk lebih pokus bertani dan mengurus bisnis keluarga.
“Saya sudah cukub lama terjun di dunia politik dan saya akui yang membesarkan nama saya adalah partai Hanura, kalaupun saya di percaya untuk mengurus partai hanura di tubaba dengan tegas saya sampaikan bahwa saya menolak,kedepan saya ingin pokus mengurus bisnis keluarga dan bertani”tandasnya.(adr/een)