TULANG BAWANG – Masyarakat Kampung Kahuripan Jaya Kecamatan Banjar Baru Kabupaten Tulangbawang, yang memiliki lahan perkebunan, lebih memilih menaman jagung ketimbang komoditas perkebunan lainnya seperti singkong, karet maupun padi.
Hal ini terjadi disebabkan, selain harga jagung yang selalu stabil, juga karena jarak tanamnya yang pendek cuma berkisar tiga bulan dan tidak perlu membutuhkan pasokan air banyak sehingga di musim kemarau tetap dapat melakukan penanaman.
Somidi, salah satu petani di Kampung setempat, ia baru saja memanen jagung dari lahan seluas 2 hektar dengan jenis jagung hibrida, dirinya mengaku dalam 1 hektar panen, kebun tersebut mampu menghasilkan lebih kurang 7 ton. Hasil itu didapat dengan cara melakukan pengolahaan tanaman jagung melalui tahapan dan persiapaan secara baik dan benar.
“Menurut saya, jagung merupakaan salah satu tanaman pertanian yang menjanjikan, maka saat ini banyak sekali petani beralih menanam jagung sebagai komoditas utama, sebab hanya dengan jarak tanam pendek sekitar 3 bulan, ditambah panen dan harga jual relatif stabil dibandingkan dengan komoditas lain,” jelas Somidi.
Dia menuturkan, untuk melakukan penanaman jagung yang baik hanya membutuhkan beberapa tahap pengelolahaan sampai dengan waktu masa panen, apalagi harga saat ini jika merujuk pada acuan harga pembelian mencapai diatas Rp. 3.000 rupiah per Kgnya.
Maka dari itu, dirinya berharap, kepada pihak Pemerintah Kabupaten Tulangbawang, agar dapat lebih lagi berperan aktif dalam memperhatikan nasib para petani, baik itu bantuan berupa bibit ataupun pupuk dan lainnya, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dalam bidang pertanian di masyarakat.
“Saya berharap Pemerintah dapat semakin memperhatikan nasib para petani di Kabupaten Tulangbawang, bukan hanya memberikan bantuan, namun tetapi juga terus mengawasi dari proses penanaman, panen dan hingga kala penjualannya, sehingga harga tidak anjlok,” pintanya.
Sisi lain, Somidi menjelaskan, dalam proses penanaman jagung, tidaklah sangat sulit, hanya butuh beberapa langkah yang tepat saja, seperti pengolahaan tanah sebelum dilakukan penanaman.
Dia memaparkan, untuk menanam jagung, lahan tanah terlebih dahulu dilakukan penggeburan dengan menggunakan bajak, selanjutnya, dalam pemeliharaan, setelah lahan siap untuk ditanam, kemudian lahan tanam diberikan lubang sedalam 3 hingga 5 cm berurutan dengan jarak tanam 25 X 75 CM, dengan bibit yang dibutuhkan sekitar 20 hingga 30 Kg per hektar. “Satu lubang penanaman dimasukan sekitar 1 atau 2 butir biji jagung, kemudian tutup lubang dengan tanah, dan berikan pupuk,” terangnya.
“Tapi, setelah penanaman, faktor yang harus diperhatikan secara serius adalah hama dan gulma, itu biasanya sering menjangkit pada tanaman jagung, seperti lalat bibit, ulat tanah dan hama kumbang. Untuk mengatasi ini maka dilakukan penyemprotaan obat yang bisa dibeli di toko – toko penjualan alat pertanian. Setelah tanaman jagung kurang lebih berusia 85 sampai 95 hari, baru dapat dilakukan panen,” timpalnya. (mad/een)