Seorang teman saya yang tinggal di Kalimantan mengeluhkan kualitas sekolah di kotanya, yang menurut dia buruk. “Perlukah saya mengirim anak sekolah ke Jawa?” tanyanya pada saya. Saya balik bertanya, “Siapa yang akan mendidik anakmu selama dia tinggal di Jawa?”
Bagi banyak orang, mendidik anak itu adalah memasukkan mereka ke sekolah. Pendidikan yang baik artinya memasukkan anak-anak ke sekolah yang baik, atau dikenal dengan sekolah favorit. Maka, orangtua rela menitipkan anaknya ke tempat lain, agar mereka mendapat pendidikan yang baik, alias mendapat sekolah yang baik.
Apakah itu sebuah pilihan yang buruk? Tidak. Hanya saja menimbulkan pertanyaan soal tanggung jawab pendidikan anak. Ketika anak kita titipkan pada orang lain, lantas apa peran kita sebagai orangtua dalam pendidikannya?
Pendidikan anak itu tanggung jawab orangtua. Saya kira tidak ada yang menyangkal pandangan ini. Lalu, apa peran sekolah? Sekolah, bagi saya, hanyalah institusi yang membantu setiap orangtua dalam mendidik anak. Peran orangtua tetap yang utama. Jangan sampai terbalik, seolah sekolah memegang peran utama, sehingga orangtua bisa lepas tangan kalau sudah memasukkan anak ke sekolah.
Artinya, bila tidak ada sekolah yang baik, atau sekolah yang ada tidak memuaskan, orangtua sebenarnya harus mengisi kekurangan itu dengan peran mereka. Dengan prinsip itu maka ada sejumlah oran tua yang memilih untuk tidak menyekolahkan anak ke sekolah formal, cukup menempuh pendidikan dengan cara homeschooling.