WAY JEPARA : Dalam rangkaian perayaan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2022 RMI NU Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) mengadakan rangakaian acara yakni Jurnalistik dan keamanan pondok pesantren pada 24 oktober 2022 di Pondok Pesantren Darussalamah way jepara, dan puncak peringatan HSN diadakan musabaqoh bainal maahid islamiyah (MABAHIS) Ke I pada tanggal 29 – 30 oktober 2022 di Pondok Pesantren Minhajut Thulab Way Jepara yang di ikuti 1537 dari 96 pondok pesantren yang ada di kabupaten Lamtim.
Pembukaan mabahis pertama dilaksanakan di lapangan Merdeka way jepara pada malam tanggl 29 oktober 2022 dengan diawali defile peserta sebanyak 1537 santri dan 270 official, acara di buka oleh kepala kemenag kab. Lampung Timur Indra Jaya.
Dalam sambutannya pemerintah sangat mengapresiasi kegiatan Mabahis I dan berharap kegiatan musabaqoh ini bisa dilaksanakan tiap tahun.
Sementara itu ketua RMI NU Lamtim Gus Hamdan Inami, S. Sy mengatakan dalam sambutannya berharap dengan adanya musabaqoh antar pesantren bisa dijadikan ajang silaturahmi antar santri dan sebagai ajang mengasah prestasi santri.
Dalam rangkaian grand opening Mabahis ke 1 ini, diisi juga kegiatan halaqah bertema jejak pesantren tertua di Lampung Timur. Dengan menghadirkan sebagai narasumber adalah Gus Muballighin, cucu dari KH. RA. Joyo Ulomo pendiri Pondok pesantren tribhakti attaqwa rama puja raman Utara dan Gus Sibawaih, putra dari KH. ahmad Sodiq pendiri pondok pesantren Darussalamah Braja Dewa Way Jepara.
Dalam uraian nya, Gus ballighin menyampaikan bahwa pesantren tribhakti attaqwa didirikan pada tahun 1958, dengan metode awal adalah pendekatan kepada masyarakat dengan memberikan solusi terkait ihwal yang sering terjadi dimasyarakat, seperti ketika ada anak sakit, ada kehilangan dan sebagainya. Sehingga simpati masyarakat tumbuh dan ingin belajar ilmu agama Islam lebih intensif sehingga menjadi pondok pesantren seperti sekarang ini, dengan jumlah santri saat ini kurang lebih 1.700 an dengan lembaga pendidikan mulai paud sampai Sekolah menengah Atas.
Lain halnya dengan pesantren Darussalamah, gus Sibawaih menguraikan awal berdirinya pesantren D adalah tahun 1963. Karena di daerah tersebut merupakan sentral permainan judi, maka KH. Ahmad Sodiq mengawali dakwah dengan mendekati mereka dengan sabar. Ketika ada yang bertanya, apakah boleh adu ayam, jawab beliau silahkan, tapi jangan lupa sholat berjamaah. Setelah jamaah disisi dengan ngaji sedikit, dan pada akhirnya mereka mau menimba ilmu dengan intensif sampai dibangun lah pondok pesantren.
Kegiatan halaqah yang dimoderatori oleh Gus Fahimul Fuad diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi para pengasuh pesantren lainnya sekaligus para santri yang mengikuti rangkaian pembukaan tersebut.
Mabahis kali ini memperlombakan 21 cabang perlombaan mulai dari tahfidz quran, MTQ, PIDATO, MQK sampai pelombaan fisik seperti futsal dan bola voly.
Hadir dalam acara tersebut pengasuh pondok pesantren se lampung timur, kepala Kemenag lampung timur, banom NU se kabupaten lampung Timur dan ribuan santri.(Tim)