BUMILAMPUNG.COM – Untuk menciptakan atlet yang berprestasi hingga tingkat dunia, tidak semudah membalikan telapak tangan, perlu sebuah proses yang cukup panjang.
Demikian dikatakan Ketua Harian KONI Lampung Amalsyah Tarmizi saat ditemui di Sekretariat KONI Lampung selasa (31/10).
Dijelaskannya, berdasar kan hasil penelitian, seorang atlet dapat bertanding di tingkat Olympiade minimal membutuhkan waktu 10.000 jam terbang, bila Golden Age seorang atlet di usia 20 tahun,, dan setiap hari latihan 2 jam, di butuhkan waktu 5.000 hari atau 15 sampai 16 tahun latihan.
Sehingga pada usia 4 atau 5 thn yg memang di arahkan orang tuanya menjadi atlet sdh harus memulai latihan dengan pelatih sesuai sport sience.
“Tentunya pengorbanan para orang tua sangat diperlukan terutama soal biaya latihan maupun perlengkapan latihan. Misalnya dengan memasukkan pitra putrinya nya ke club -club Renang, Sepak bola , Atletik . Karate dan lainnya sesuai minat , hobby dan bakat anak tersebut” kata dia.
Lebih jauh dia mengungkapkan, pada saat ingin mengikuti sebuah kejuaraan tidak sedikit biaya yanag harus dikeluarkan para orang tua, namun untuk melatih anak anak berkompetisi dan mempunyai semangat Juara tidak segan segan orangtua mengeluarkan Biaya.
Saat ini pemerintah sesuai DBON sdh menggulirkan kompetisi Olah raga mulai tkt SD ( O2SN ) . POPNAS, POMNAS Utk multi event ada PORKAB, PORPROV dan PON.
Dengan mengikuti sejumlah Kejuaraan tentu saja masih tidak cukup untuk menciptakan Sang Juara.
Karena itu dirinya berharap para pengurus cabor juga mengadakan even atau kejuaraan mulai tingkat Club, Kecamatan sampai di tingkat Nasional.
Pemerintah Swasta dan masyarakat tentunya akan menghargai atlet sesuai tingkatan prestasi yang dicapai.
”Kami mengharapkan agar para orangtua dapat mendorong putra putrinya nya agar gemar berolahraga
bukan hanya untuk berprestasi tapi dapat menghindari kenakalan” ujarnya.
“karenaya kami selalu menghimbau para remaja, agar menjadi lebih sehat dan sudah siap berkompetisi sejak dini.
Atlet bukan dilahirkan apalagi ditemukan tapi harus diciptakan.” Ujar mantan Danrem lampung ini.(*)