BENCANA alam terus melanda Provinsi Lampung. Tak hanya kerugian secara material, namun akibat bencana tersebut telah menelan korban jiwa.
Setidaknya ada empat kabupaten yang dilanda bencana alam banjir. Yakni, Kabupaten Waykanan, Lampung Tengah, Lampung Timur dan Kota Metro yang sejumlah wilayahnya terendam air bah tersebut.
Data yang dihimpun, di Kabupaten Lampung Tengah empat korban tewas. Yakni sekeluarga di desa Bendosari, Kampung Komering Putih, Kecamatan Gunung Sugih, Lamteng, pada Senin (26/2) sekitar pukul 05.00 WIB.
Tiga korban banjir di Desa Bendosari ada yaitu Supangat (65), Warsinem (65), Talita (5) dan yang selamat Nur Palupi (13). Keluarga ini beralamat di Jln 5 Desa Bendosari.
Selain itu satu korban tewas lagi adalah Siyami (38) warga Desa Metaraman, Kampung Siswo Bangun, Kecamatan Seputih Banyak, Lamteng.
Kronologis kejadian meninggalnya Supangat dan keluarga awalnya menginap di rumah anaknya Febri di Yukum Jaya kecamatan Terbanggi Besar. Kemudian kembali pulang ke rumahnya pada pagi hari pukul 04.00 WIB.
Kemudian pada pukul 04.30 WIB, sesampainya di jembatan proyek Dusun Bendosari, Kampung Komeringputih bahwa korban sudah melihat bahwa jalan yang akan dilalui kendaraannya banjir.
Tetapi korban beserta keluarganya memaksakan diri untuk melalui jalan yang banjir tersebut, kemudian korban terseret arus air akibat banjir lokasi 15 meter.
Dan masuk kedalam aliran sungai yang deras. Satu korban selamat dikarenakan tersangkut di pohon dan tiga penumpang lainnya meninggal dunia.
Sementara itu kronologis Siyami seorang pekerja pabrik saat itu akan pergi bekerja dari arah Kampung Setia Bumi kebetulan pada saat itu korban mendapatkan shif malam sekitar pukul 01.00 WIB.
Sesampainya di jembatan sungai Kampung Siswobangun, korban sudah melihat bahwa jalan yang akan dilalui kendaraannya banjir. Namun korban memaksakan diri untuk menyeberangi jalan yang banjir tersebut. Kemudian korban terseret arus air akibat banjir sekitar 150 meter, dan masuk ke dalam aliran sungai yang deras dan korban meninggal dunia.
Sementara itu, hujan yang turun sejak Minggu malam Pukul 18.00 WIB, hingga pagi ini membanjiri delapan desa diperbatasan wilayah Metro-Lampung Timur, Senin (26/2).
Delapan desa tersebut diantaranya Desa 49 Metro, desa 38 Baranghari Banjar, desa 38a, Desa Bumi Agung, Desa Sukadana Pasar Lama, Desa Rantau Jaya Udil, Desa Way Bungur dan Desa Tanjung Tirto.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Timur, Badri mengatakan, hujan yang melanda perbatasan Metro-Lampung timur selain menggenangi hingga ke jalan, hujan juga menggenang pesawahan, kolam hingga longsor.
“Yang terparah di Desa 49 Metro jalannya terputus dan longsor. Sementara kami masih melakukan pemantauan,” ujarnya, Senin (26/2).
Senada dikatakan Sekertaris BPBD Kota Metro Eko Budi Saputro. Dia mengatakan bahwa pihaknya melakukan evakuasi masyarakat Perum Prashanti Ganjar Asri. Diakuinya ada beberapa titik yang kerap mengalami kebanjiran di wilayah Kota Metro.
“Kami kemari setelah diberitahu oleh warga adanya masyarakat yang minta dievakuasi karena air merendam pemukiman didaerah ini. Setelah masyarakat dievakuasi kita kembali berkeliling dibeberapa titik untuk mencari warga yang meminta ubtuk dievakuasi,” ujarnya seraya mengatakan masyarakat dapat menelpon 072548503 nomor telephone kantor BPBD Kota Metro ketika terjadi bencana alam.
Di Kabupaten Waykanan sebelunya juga direndam banjir yang diakibatkan meluapnya sungai Way Umpu. Bahkan, salah satu rumah warga roboh akibat banjir tersebut. (asw/uno/rnn/asf)