bumilampung.com – Ir. Bustanul Arifin Caya, M.Dm. Kepala Pusat Pelatihan Pertanian hadir dalam temu profesi ikatan widyaiswara Indonesia cabang Kementerian Pertanian di BPP Lampung (Jum’at, 27/9/2019).
Dalam kegiatan tersebut Kapuslatan berkesempatan untuk melihat produk-produk yang dihasilkan P4S binaan Balai Pelatihan Pertanian Lampung seperti beras organik, pestisida organik, kopi khas Lampung dan pupuk organik, didampingi kepala Balai Pelatihan Pertanian, Dadan Sunarsa, SP., MM. dan Kepala Balai Pelatihan Pertanian se Indonesia.
Setelah itu Kapuslatan berkeliling lahan praktek BPP Lampung untuk melihat unggulan balai yaitu tanaman melon baik yang ditanam dilahan atau ditanam secara hidroponik di screenhouse serta melihat pabrik tapioka. Saat keliling, Kapuslatan mencicipi melon yang dipanen langsung dan aneka makanan berbahan baku singkong. “Ini bagus, enak” kata dia.
Dalam sambutannya dihadapan Kepala Balai dan Widyaiswara, Kapuslatan mengingatkan untuk mendukung program BPPSDMP Kementerian Pertanian yaitu mewujudkan pendidikan vokasi yang memiliki profesional,
memantapkan sistem penyuluhan pertanian dan reformasi birokrasi.
“Saat ini adalah tahun SDM, jadi saya berharap IWI dan Widyaiswara, merapatkan barisan, berusaha mempunyai gagasan dalam mengembangkan pelatihan kita,” imbuhnya.
“Pelatihan pertanian jangan yang biasa, harus sesuai dengan perkembangan, masukkan teknologi-teknologi, sesuai program strategis di Pusat Pelatihan Pertanian,” terangnya.
Apa itu program strategis dipelatihan? Diantaranya adalah bagaimana memantapkan pelatihan vokasi sehingga akan tumbuh job creator dan job seeker yang handal, sertifikasi dan standardisasi pertanian serta bagaimana memantapkan program pembangunan P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya).
Tugas mulia kita adalah mentransfer ilmu kepada peserta sehingga perlu adanya masukan inovasi dan teknologi terkini dalam pelatihan.
“Belajar terus, berfikir inovatif dan hati yang ikhlas, harus dimiliki oleh Widyaiswara sebagai ujung tombak pelatihan pertanian,” tandasnya.
Hak orang yang dilatih adalah apa yg diajarkan hafus bermanfaat. Susun kurikulum baru yg inovatif dan kreatif. Terutama momen untuk melatih Penyuluh Pertanian ditahun 2020. Diakhir sambutannya Kapuslatan menegaskan kembali pesan kepada Widyaiswara untuk terus berprestasi, junjung profesi widyaiswara karena widyaiswara adalah profesi yang mulia.
Tugas kita yang menciptakan SDM profesional, mandiri berdaya saing dan memiliki jiwa wirausaha. “Kami akan terus berusaha memfasilitasi widyaiswara untuk peningkatan kompetensinya” pungkasnya dan diikuti tepuk tangan semua yang hadir. (rls/asf)