bumilampung.com – Kepala Balai Pelatihan Pertanian Lampung Dadan Sunarsa, SP., MM terharu saat memberikan bantuan kepada Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Metro Lestrasi.
Hal ini dikarenakan Sunarno, sebagai ketuanya menyatakan bahwa malu sekali diberi bantuan oleh kementrian pertanian karena seharusnya P4S itu adalah lembaga yang mandiri swadaya, dan tidak seharusnya terus menerus dimanja dengan bantuan.
Dadan menambahkan bahwa bantuan sebagai stimulan agar P4S metro lestari bisa lebih solid berkontribusi terhadap kesejahteraan para petani dengan pengembangan secara terus menerus baik itu produk unggulan, pelatihan yang berkualitas serta tempat komunikasi para petani.
Dalam acara penyerahan barang ini disaksikan dan dihadiri oleh Dinas Petranian Kota Metro, Penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian Kota Metro dan Struktural Balai Pelatihan Pertanian Lampung.
Sebelumnya BPP Lampung telah memberikan penguatan berupa pelatihan kewirausahaan bagi pemuda tani milenial di P4S Metro yang didirikan pada tahun 2004, dikelola oleh Sunarno selaku ketua P4S Metro Lesari yang didirikan secara swadaya, dan sampai saat ini masih berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan Generasi Millenial.
“Batuan tersebut berupa Speker Aktif, Infocus dan Printer yang merupakan ajuan Proposal yang telah disetujui oleh Dinas Pertanian Kota Metro, serta memenuhi persyaratan dan indikator dari instrumen yang dilaksanakan oleh BPP Lampung beberapa waktu lalu,” Tegas Dadan.
Serangkaian kegiatan bimbingan dan pelatihan untuk memotivasi dan mendorong generasi milenial sudah dilakukan di P4S Metro Lestari, dalam menumbuh kembangkan generasi milenial dalam mengelola pupuk organik yang telah digeluti Sunarno Ketua P4S Metro Lestari.
Berawal dari bantuan CF-SKR Sunarno selaku ketua P4S Metro Lestari mengembangkan Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya dengan metode belajar melalui bekerja dengan pendekatan petani belajar dari petani yang dilaksanakan di lahan usaha tani, atau pusat/sentra produksi pertanian berdampak nyata terhadap peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani dalam mengakses dan mengimplementasikan informasi teknologi yang diperoleh selama proses belajar antar sesama petani.
Sunarno menambahkan bahwa dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap positif petani milenial terhadap perkembangan teknologi, yang berorientasi agribisnis dan berbasis kearifan local serta menyebarkan dan menyampaikan informasi teknologi yang berorientasi agribisnis kepada petani dan pelaku usaha pertanian di perdesaan khususnya di Kota Metro.
“Membimbing dalam penerapan teknologi kepada petani dengan metode belajar melalui bekerja, baik kepada petani perorangan maupun petani anggota di dalam dan di luar kelompoknya serta mengembangkan model pembelajaran melalui percontohan usahatani dalam pengembangan dan pembuatan kompos organic di lahan petani sekitarnya”, ujar Sunarno.
Sunarno juga berperan serta dalam membantu penyuluh pertanian menyampaikan rekomendasi/anjuran kepada petani dan menyampaikan umpan balik penerapan teknologi, permasalahan dan upaya pemecahan masalahnya kepada lembaga penelitian atau perguruan tinggi melalui penyuluh pertanian.
Disisi lain Sunarno juga mengembangkan kepemimpinan dan kemandirian petani melalui pelatihan kewirausahaan yang berbasis moral etika dan pelatihan lainnya.
“Menumbuhkembangkan jejaring dan kerjasama dengan berbagai sumber-sumber teknologi, pemasaran dan permodalan dalam rangka pelayanan informasi, konsultasi dan fasilitasi pemenuhan kebutuhan petani di wilayah perdesaan”, tegasnya diakhir wawancara langsung kepada Dadan Sunarsa selaku kepala Balai Pelatihan Pertanian Lampung.(rls/asf)