NATAR – Setidaknya tiga ancaman buat agama Islam pada saat ini hingga masa depan. Ketiganya adalah paham liberalisme, sekulerisme dan pluralisme.
Hal tersebut ditegaskan oleh Prof. KH. Syukron Ma’mun, Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman, Jakarta saat mengisi pengajian di Ponpes Annashirin Al Islami, Desa Mandah, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Senin (23/10/2023) malam.
Prof. KH. Syukron Ma’mun menerangkan bahwa liberalisme (kebebasan) datang dari barat. Liberalisme adalah Hak Asasi Manusia (HAM). Timbulnya HAM susah dikendalikan. Tujuan liberalisme adalah untuk membebaskan manusia dari asuhan ajaran agama.
“Paham ini sudah masuk ke Indonesia. Masuknya liberalisme adalah membinatangkan manusia. Contoh, zina bukan pidana asal mau sama mau. Seperti kumpul kebo, anak muda mudi pacaran itulah liberalisme,” jelas Prof. KH. Syukron Ma’mun.
Dipersilahkan liberalisme datang ke Indonesia asal dilandasi Pancasila, UUD 45, agama, moral, akhlak. Liberalisme yang tanpa batas, sama dengan membinatangkan manusia.
Tugas majelis taklim untuk menjaga manusia dari liberalisme. Bila tidak, akan terjadi peng anyaman bangsa, pengkambingkan bangsa. Saat ini sudah ada peng kebo an manusia. (Baca kumpul kebo).
Ancaman kedua yakni paham sekulerisme. Agama hanya mengatur salat, marhabanan, tahlilan, puasa, yasinan yang berkaitan di dalam masjid. Sementara di luar masjid diatur oleh manusia. Ekonomi tidak dengan agama, berpolitik tidak beragama. Inilah pendapat orang sekuler untuk membunuh agama.
Tapi Islam turun untuk mengatur dunia dan akhirat. Rosul datang membawa peradapan. Siapa bilang Islam tidak mengatur dunia. Kehidupan manusia diatur oleh Islam. Islam membolehkan pergaulan bebas (perkawinan), tapi lewat pintu (pernikahan). Ada yang mengawinkan yakni orang tua. Kalau tidak, itu zina. Pergaulan istrimu dg lemah lembut, jauhi perkataan kotor.
Pergaulan istrimu dengan baik. Gelang, cincin, emas itu perhiasan. Tapi istri soleh adakah perhiasan yang paling indah. Indah itu Islam.
“Saya belum menjumpai peradapan manusia sedetail seperti Islam. Islam punya peradapan. Sampai masuk kamar mandi saja diatur. Mau berhubungan dengan istri diatur di Islam,” bebernya.
Korupsi tidak perlu diberantas. Tapi asal peradapan Islam ditegakkan maka akan hilang dengan sendirinya korupsi. Jika pejabat tidak mau makan haram, tidak mau makan najis. Maka hilang itu korupsi. Tidak perlu ada KPK.
Peradapan Islam, toleransi. Lakum dinukum waliyadin. Agamamu agamamu, agamaku agamaku. Peradapan bidang ekonomi, umat dibolehkan kaya tapi tidak boleh menipu, mengurangi timbangan. Kekayaannya untuk fakir miskin, pembangunan masjid, janda, pembangunan ponpes dan lain sebagainya.
Ada yang berpendapat kyai jangan berpolitik, politik kotor, jahat. Tetapi, politik itu tidak kotor dan wajib dipelajari seorang warga negara. Kalau politik kotor dan jahat, tutup itu parpol, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) di seluruh Universitas di Indonesia. Yang kotor itu pelaku politiknya.
Agama Islam mewajibkan membentuk negara. Tapi, bentuknya dipersilahkan kepada kondisi daerah/wilayahnya. Ada dengan sistem kerajaan, republik, kesultanan. Seperti di Jepang, Inggris, Arab Saudi dengan kerajaan. Di Indonesia dengan republik.
Terakhir, ancaman agama yakni pluralisme (keberagaman). Bermacam-macam suku, budaya dan agama ada di Indonesia. Ada paham, semua agama sama saja dan masuk surga. Itu sesat dan menipu. Semua agama benar menurut pemeluk agamanya masing-masing. Umat Islam sangat toleransi. Kalau ada umat Islam bilang semua agama benar, itu kafir dan murtat.(een)