BERBAGI

Bumilampung.com – Sejak diberitakan banyaknya sarana dan prasarana sekolah di Kabupaten Pesawaran yang tak layak untuk dijadikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), kepala sekolah dan dewan guru di kabupaten itu seperti ketakutan dengan media.

Terlebih jika media tersebut ingin mempublikasikan kondisi sarana dan prasana sekolah yang rusak tersebut. Padahal tujuan publikasi ini agar sekolah tersebut mendapat perhatian dari pemerintah, sehingga dicarikan solusi agar sarana dan prasarana dapat lebih baik, dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan.

Seperti ketika wartawan media ini mendatangi SD Negeri 11, Kecamatan Way Khilau, Pesawaran. Dimana saat wartawan hendak mengambil dokumentasi terkait kerusakan gedung sekolah, guru di sekolah itu nampak ketakutan dan melarang media ini untuk meliputnya.

“Bapak kalau mau ngambil foto tolong koordinasi dulu sama kita. Jangan main ambil saja. Karena kalau kami tidak mengizinkan ya tidak boleh diambil (foto, red),” ujar salah seorang guru di sekolah itu yang nampak emosi saat wartawan ini mengambil foto kondisi sekolah ini.

BACA JUGA  Pembangunan Infrastruktur Kampung Sungai Burung Dari DD Dikelola Secara Partisipatif

Dia mengatakan bahwa jika ingin mempublikasikan kondisi sarana dan prasarana sekolah, maka pihak media harus berkoordinasi dengan kepala sekolah dan Korcam.

“Kami hanya ingin membantu saja Bu. Biar kerusakan sekolah ini dapat perhatian pemerintah. Sehingga sarana dan prasaran sekolah dapat baik dan bermutu,” terang wartawan media menjelaskan kepada guru sekolah yang melarang sekolahnya untuk dipubliksikan.

Meski sudah menjelaskan perihal kedatangan wartawan ini, namun tetap saja pihak sekolah bersikeukuh agar media ini tak meliput kondisi sekolah tersebut.

Diketahui dari informasi yang berhasil dihimpun, sekolah ini berdiri sejak tahun 1984. Dan dari pantauan di lapangan, sekolah ini mengalami kerusakan berat. Yakni, plapon sekolah rusak dan nyaris ambruk. Bahkan jika dibiarkan kayu dan plapon sekolah dapat menimpa siswa-siswi yang sedang belajar.

BACA JUGA  Akibat Hujan Disertai Angin Kencang, Pagar Kantor DPMPTSP Lampura Ambruk

Kemudian lantai ubin banyak yang lepas. Lalu, meja dan kursi yang digunakan pelajar sudah rapuh dan banyak yang patah. Sehingga tak layak untuk digunakan untuk KBM.

Sementara itu, Ketua DPRD Pesawaran M. Nasir mengecam keras oknum guru di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Waykhilau yang diduga berupaya menghalangi jurnalis dalam menjalankan tugasnya.

Pernyataan tegas yang disampaikan ketua DPRD Pesawaran itu bukan tidak mendasar. Pasalnya, upaya menghalangi tugas wartawan tersebut dialami wartawan Radar Pesawaran saat mengambil gambar salah satu gedung sekolah dasar di kecamatan Waykhilau beberapa waktu lalu.

BACA JUGA  Anggota DPRD Lampung Angga Satria : Tingkatkan Rasa Cinta NKRI

“Ya gak boleh, karena itu hak publik yang dimediasi teman teman wartawan. Harapan kita, dapat dibuka seluas luasnya informasi tentang kondisi sekolah baik gedung dan kegiatan belajar mengajar,”ungkap M.Nasir saat dikonfirmasi pada Senin (18/11).

Atas kejadian itu, politisi PDI Perjuangan Pesawaran mengaku prihatin dengan kondisi yang dialami wartawan tersebut. Untuk itu dirinya mengimbau berbagai pihak termasuk guru dan kepala sekolah agar bisa memberikan informasi yang sebenarnya.

“Saya kira prihatin ya dengan kondisi seperti ini. Saya imbau agar semua pihak termasuk guru dan kepala sekolah memberikan informasi yang sebenarnya, dalam rangka memperbaiki kabupaten ini, jangan menutup nutupi.Tinggal bagaimana solusinya, kalau memang banyak kekurangan di pembangunan, itu yang harus menjadi perhatian kita dan pemerintah,” pungkasnya. (asf)

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here