BERBAGI

Lampung Utara – Kinerja pemerintah daerah Kabupaten Lampung Utara (Lampura), melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, disoroti.

Gugus Tugas Covid begitu transparan menyampaikan penambahan jumlah kasus baru pasien positif setiap hari. Pasien dinyatakan terkonfirmasi positif corona hasil pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR). Tetapi sudah hampir empat bulan pandemi corona, Gugus Tugas begitu tertutup terhadap hasil pemeriksaan swab pasien positif terinfeksi covid-19. Data Gugus Tugas hingga, Rabu (10/06) menyebutkan, jumlah pasien positif di daerah setempat sebanyak 6 kasus. Bahkan, kini masih dalam Perawatan karantina di Gedung Islamic Center Kotabumi.

Sayangnya, meski para pasien sudah dikarantina, hasil swab dinyatakan positif tidak pernah diketahui pasien maupun keluarga. Pasalnya, selama ini Gugus Tugas disebutkan tidak pernah menunjukkan bukti hasil swab pasien yang dinyatakan positif atau negatif teriinfeksi virus asal Wuhan, China tersebut.

Akibat tidak tranparansinya data hasil swab tersebut menjadi pemicu warga Lampura , beserta keluarga Pasien positif dirawat di sejumlah rumah sakit maupun di karantina di beberapa lokasi menolak rapid test. Penolakan itu bukan tanpa alasan, sebab salah satu warga yang dinyatakan positif, tapi bukti swab hasil pemeriksaan laboratorium tidak diberikan kepada pasien atau keluarganya, sehingga memunculkan
Opini negatif di masyarakat, dengan muncul dugaan penanganan corona dijadikan “lahan bisnis” oleh Gugus Tugas Covid-19. Dengan dasar kekecewaan yang juga disampaikan Beberapa warga yang tengah menjalani karantina di Gedung Islamic Center Kotabumi.

BACA JUGA  Anthon Ferdiansyah Resmi Jabat Ketua KPU Lampung Utara 2024-2029, Siap Hadapi Tantangan Pilkada

Divonis positif corona, tetapi secara klinis tubuh mereka segar bugar. Mereka mengaku menjalani tes uji cepat atau rapid test hasilnya reaktif atau positif sehingga menjalani pemeriksaan swab pertama. Ketika dinyatakan positif hasil swab, mereka menjalani karantina.

Sejak hari pertama menjalani karantina menyandang status pasien positif, tidak menunjukkan gejala terpapar corona seperti batuk, pilek, flu dan demam. Anehnya hasil pemeriksaan swab kedua dinyatakan positif sehingga tetap harus menjalani karantina. Namun, janggal tidak sekali pun bukti hasil swab ditunjukkan ke pasien atau keluarganya.

BACA JUGA  KPU RI Lantik Komisioner Baru KPU Lampung Utara Periode 2024-2029

“Beberapa pasien telah menjalani lebih dari tiga kali pemeriksaan swab tapi tidak pernah diberikan hasilnya. Bahkan salah seorang pasien yang merupakan Kiayi dan Guru ngaji sekaligus Ulama Di Kecamatan abung Surakarata sudah 2 kali menjalani Rapid tes hasilnya tak kunjung diketahuinya, “ujar Mery Salah satu masarakat Lampura yang Juga salah satu Murid dari Ustad Zainal juga Mendatangi Posko Covid-19 bersama Beberapa Jamaah untuk menanyakan Hasil Swap dari Paisen yang diduga terpapar Covid-19.

Sedangkan terpisah Sekertaris Tim gugus Lampura, Sani Lumi menjelaskan terkait hasil Swap ada mekanisme yang melalui Prosedur.

“Hasil Swap yang kita dapat itu, semua berdasarkan Rekab dari Lid bankes Bandar Lampung, “ujar Sani Lumi seraya menegaskan, bahwa Protokol yang diterapkan oleh pihaknya juga telah sesuai Prosedur.

BACA JUGA  Polda Lampung Kembali Raih Pin Emas, Berkat Tuntaskan Mafia Tanah

Sementara itu, ditempat sama Tomson (Thoha), salah seorang yang terdahulu diduga Paisen covid-19 dan sudah menjalalani Masa karantia selama 33 hari di Gedung Islamic Center Kotabumi, juga meminta kejelasan Kepada Dinas Kesehatan dan Tim Gugus Tugas Lampura, terkait Status swap nya yang hingga kini belum juga diberikan oleh Tim gugus Covid -19 yang tentunya membuat dirinya merasa Kecewa kepada Pemerintah Daerah Lampura, karena dirinya telah menjalani tes Swap sebayak 5 kali, namun hasilnya tidak diterima. Bahkan, dirinya menyatakan pelayan Medis selama dirinya di Karantina tidak diberikan sebagaimana mestinya.

“Saya Sengaja mendatangi Posko Covid Ini untuk meminta Kejelasan Hasil Swap saya karena Sampai Hari ini Juga belum diberikan. Saya juga sangat Kecewa saat saya dikarantina tidak ada penangan Medis yang Serius untuk kami, Kami hanya diberi Vitamin saja tidak lebih, ” pungkasnya. (Sab/Red1).

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here