BERBAGI

bumilampung.com – Banjir bandang di tiga kecamatan yakni Padangcermin, Way Ratai, dan Margapunduh pada Sabtu (20/4) dini hari lalu selain disebabkan curah hujan tinggi dan rob. Ternyata juga disebabkan rusaknya infrastruktur di sepanjang sungai Way Ratai yang membuat air meluap dan menerjang pemukiman warga.

“Kejadian banjir kemarin memang cukup luar biasa, ratusan rumah terhempas air. Karena memang air datang dari Way Ratai cukup deras. Karena selain curah hujan yang tinggi, infrastruktur disepanjang sungai Way Ratai sudah rusak berat akibat diterjang banjir,”ungkap Kepala Dinas PU Pera Pesawaran, Zainal Fikri pada Minggu (21/4).

BACA JUGA  Cek Harga Pangan, Tim HBKN Pantau Pasar

Untuk mengantisipasi dampak banjir memang membutuhkan anggaran yang cukup besar. Kontruksi bangunan yang dibutuhkan untuk menahan derasnya debit air di Way Ratai tidak cukup hanya dengan bronjong dan talud saja. Pasalnya, berdasarkan perhitungan sementara, penangan retaining wall di Sungai Way Ratai mencapai panjang sekitar 200 meter pada bagian kanan dan kiri sungai.

“Kalau bicara retaining wall butuh dana yang cukup besar. Karena penanganan banjir dipinggiran sungai dan melihat karakteristik sungai di sana harus ditangani dengan retaining wall. Namun nanti akan kita ukur terlebih dahulu baik panjang maupun tingginya. Karena harus diperhitungkan ketinggian air tertinggi saat banjir. Karena akan mempengaruhi desain retaining wall,”jelasnya.

BACA JUGA  Korcam Disdik Pesawaran Banyak Pungli

Selain membutuhkan anggaran yang besar, faktor pendukung lainnya untuk terealisasinya pembangunan retaining wall yakni dibutuhkan dukungan dan peran serta warga setempat. Khususnya warga yang memilki tanah di sepanjang sungai untuk dapat menghibahkan sebagian tanah mereka yang nantinya diperlukan untuk pembangunan retaining wall tersebut.

“Karena kalau kita ingin mengantisipasi dampak banjir, ada konsekuensinya. Yakni ketika kita akan normalisasi, maka sungai akan dilebarkan. Artinya butuh dukungan warga untuk menghibahkan tanah mereka yang terkena pelebaran sungai tersebut,”paparnya.

BACA JUGA  IJKP Gelar Baksos Santunan Anak Yatim Piatu di Desa Kalirejo

Selain dukungan masyarakat, dukungan dari pihak legislatif juga sangat dibutuhkan terutama dalam hal budgeting anggaran. Seperti anggaran tanggap darurat bencana yang dinilai belum signifikan dalam mengakomodasi ketika terjadi bencana.

“Anggaran yang dialokasikan untuk itu ( tanggap darurat) belum signifikan. Sehingga penanganan pasca banjir tidak komprehensif. Untuk itu kita butuh dukungan legislatif untuk mengalokasikan anggaran, baik tanggap darurat pasca bencana dan anggaran untuk jangka panjang,”pungkasnya. (ozi/een)

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here