bumilampung.com – Sharing Time Megaliticum Millenium Art adalah kegiatan acara dengan subject matter manusia, lingkungan dan visi membangun sebuah kota Tubaba untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan.
“Berawal dari gagasan seniman Suprapto Suryodarmo yang selama puluhan tahun mengembangkan sebuah seni olah gerak bernama “Joget Amerta”. Dimana beliau menjadikan situs-situs Megalitik dari Jawa hingga Inggris sebagai lokus penciptaan karya seni sekaligus mengajak banyak orang untuk meresapi dirinya bersama alam, dan merespon visi besar pembangunan Tulang Bawang Barat dalam konsep pembangunan yang berkearifan budaya,”ungkap Bupati Umar Ahmad, SP dalam sambutan pembukaan acara Megallitic Mellinium Art, Rabu (22/1/2020) di Kota Budaya Uluan Nughik.
Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 22-26 januari 2020 akan diisi oleh sejumlah seniman dan pakar akan menjadi penyaji dalam gelaran kegiatan tersebut lanjut Umar Ahmad seperti, Keith Miller arkeolog dari Inggris, Peter Chin, Margit Galanter, Katsura Khan, maestro Seni Rupa Tisna Sanjaya dan tamu dari berbagai negara seperti negara Amerika, Malaysia, Inggris Jerman, Kanada, Rusia dan Jepang.
Seusai open ceremony pembukaan acara dilanjutkan menuju lokasi Las Sengok di Tiyuh Karta kecamatan Tulang Bawang Udik.
“Dititik ini adalah Penyilo’an yang artinya dipersilahkan, sementara Las adalah hutan, sengok adalah angker jadi Las Sengok adalah hutan Angker,”terang Bupati Umar Ahmad dalam sambutannya ditengah rintik hujan yang sedikit jatuh di Penyilo’an Karta.
Berdasarkan pantauan di lokasi dilangsungkan berbagai kegiatan yang berkearifan dan bersentuhan langsung dengan alam diantaranya pelepasan kura-kura, pelepasan bibit ikan di sungai Penyilo’an, penanaman bibit kayu dan penyerahan seekor hewan kerbau kepada tokoh adat yang diwakili oleh H.Herman Artha.RM ketua Federasi Masyarakat Adat Marga Empat Tubaba.
“Penyerahan hewan kerbau dari teman kita dari Irlandia yang mewakili manusia dari bagian Utara kepada masyarakat adat Tubaba yang mewakili peradaban manusia dibagian selatan sebagai wujud apresiasi hubungan manusia dengan alam yang harus dijaga dan dipelihara untuk kelangsung hidup dimasa depan,”pungkasnya.
Joget Amerta yang diikuti sejumlah tamu mancanegara mengakhiri kegiatan di Las Sengok tiyuh Karta dalam suasana penuh kekaguman dan sukacita dalam balutan silaturahmi yang bersahaja.(snr/asf)