NATAR – PTPN 7 unit Rejosari, Natar, Lampung Selatan diduga pailit, tidak mampu membiayai lahan yang dimilikinya. Dimana lahan milik BUMN tersebut kini disewakan ke warga.
Menurut pantauan Bumilampung.com, lahan seluas sekitar lima ribu hektar tersebut sebagian besar ditanami pohon sawit yang sudah tua, tidak produktif lagi, bahkan sebagian sudah tumbang.
Kini, sebagian besar lahan PTPN 7 ditanami tanaman Jagung, Melon dan Cabai oleh warga. Ini sudah berjalan dua tahun terakhir. Mereka sewa ke PTPN 7 dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp4 juta hingga Rp6 juta per hektar per tahun.
Masing-masing warga biasanya menggarap 5 sampai 10 hektar bahkan ada yang menggarap puluhan hektar. Sebagian besar mereka tanam Jagung.
“Saya sewa Rp5 juta per hektar per tahun mas. Untuk hasilnya, tergantung cuaca. Kalau sering hujan untung, tapi kalau tidak ada hujan tanaman mati ya rugi. Namanya lahan tadah hujan,” kata petani Jagung di lahan PTPN 7, Juki kepada bumilampung.com.
Staf sekretariat PTPN 7, Andi Firmansyah membantah kalau lahan yang disewakan lantaran PTPN 7 pailit. Ini disebabkan PTPN 7 sedang melakukan penelitian kecocokan tanaman yang pas di wilayah tersebut.
Misalnya lahan tersebut kini ditanam sawit, belum tentu ke depan akan ditanam sawit kembali. Bisa diganti dengan karet atau tebu. Atau dari karet ke naman sawit. “Kita kerjasama dengan akademisi atau perguruan tinggi untuk melakukan penelitian itu,” kata Andi.
Terkait sewa lahan, PTPN 7 tidak menyewakan langsung ke warga tetapi kepada pihak ke tiga yang berbadan hukum. Jadi pihak ke tiga lah yang membagi atau menyewakan ke warga.
“Untuk luas yang disewakan dan nilainya berapa, itu bagian aset yang tahu mas,” jawab Andi.(een)