Bumilampung.com – Hamparan sawit muda di Desa Kumain, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, kini jadi simbol baru keberhasilan petani kecil Indonesia. Koperasi Produsen Makarti Jaya resmi meraih sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO)—sertifikasi sawit berkelanjutan paling bergengsi di dunia.
Capaian ini menorehkan sejarah: Makarti Jaya menjadi koperasi petani pertama di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) yang meraih pengakuan RSPO.
“Puas, bahagia, dan terharu. Setahun penuh berproses dan akhirnya terbayar,” ungkap Hadiyanto, Ketua Koperasi Makarti Jaya, saat kunjungan Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo, Irwan Perangin Angin, akhir pekan lalu.
Kunjungan tersebut juga dihadiri Region Head PTPN IV Regional III Ahmad Gusmar Harahap, dan SEVP Operation Sori Ritonga, dalam rangkaian Pelatihan Peningkatan Kompetensi Petani Mitra Binaan PalmCo.
Proses Panjang, Audit Ketat, dan Hasil Tanpa Cacat
Perjalanan meraih sertifikasi dimulai sejak Mei 2024: pemetaan lahan pendataan anggota, pelatihan Good Agricultural Practices, hingga audit ketat di awal 2025. Hasilnya luar biasa: zero major non-conformity, tanpa pelanggaran prinsip RSPO.
“Sejak Agustus 2024 pelatihan rutin kami jalankan. Puncaknya, audit eksternal Mei kemarin membuktikan keseriusan kami menjalankan sawit berkelanjutan,” kata Hadiyanto.
Ia juga mengapresiasi dukungan PTPN IV Regional III, Unilever, dan Forum Komunikasi Purna Karya Perkebunan Nusantara (FKPPN). Tanpa pendampingan itu, kata dia, sulit mencapai standar global.
Dampak Nyata: Pola Pikir Berubah, Pendapatan Petani Naik
Lebih dari sekadar sertifikat, RSPO membawa perubahan mental dan ekonomi.
“Petani kini paham bagaimana berkebun yang baik. Produktivitas naik, pendapatan meningkat. Sawit berkelanjutan itu bukan slogan, tapi praktik,” tegas Hadiyanto.
Koperasi kini bersiap menjalankan replanting 300 hektare lahan dan memperluas keanggotaan. “Arah kami jelas: koperasi kuat, petani sejahtera.”
PTPN IV PalmCo: Indonesia Bisa Penuhi Standar Global
Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo, Irwan Perangin Angin, menegaskan capaian ini membuktikan petani Indonesia mampu bersaing di pasar global.
“Kami ingin petani bukan sekadar produktif, tapi berdaya dan berkelanjutan. RSPO ini bukti bahwa petani kita bisa memenuhi standar internasional tanpa kehilangan nilai lokal,” ujarnya.
PalmCo menargetkan seluruh petani mitra menuju standar berkelanjutan serupa.
“Dari Kumain kita belajar: perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Ini baru awal menuju masa depan sawit Indonesia yang lebih hijau, inklusif, dan bertanggung jawab.”(rls).












