BANDAR LAMPUNG – Selain aparatur sipil negara (ASN), Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) menantang setiap kepala daerah untuk melakukan tes darah dan tes rambut. Hal itu dilakukan agar setiap kepala daerah memberikan contoh yang baik kepada pegawainya.
“Untuk kepala daerah, sanggup atau tidak tes darah dan rambut. Jangan cuma tes urine saja. Tujuan itu dilakukan agar kita semua mengetahui bahwa selama ini mengkonsumsi narkoba atau tidak atau dia ketergantungan dengan obat-obat yang lain,” tegas Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Bandarlampung, Ginda Ansori Wayka, Senin (12/3).
Menurut Ginda, bagaimana seorang kepala daerah memberikan contoh kepada pegawainya jika kepala daerahnya sendiri diduga melakukan hal yang sama. Menjadi seorang pemimpin kata Ginda, intinya pemimpin harus memberikan contoh yang tauladan.
“Kalau dia tidak mau, perlu dipertanyakan. Intinya kalau tidak menggunakan, ya tidak masalah mau tes seperti apa juga. Kenapa harus takut ataupun jadi momok. Misalnya kalau setiap kepala daerah ada track record masalalunya kan bisa direhabilitasi. Tujuan itu juga untuk membersihkan dia dari sisa-sisa masalalunya,” terangnya.
Diakui Ketua Granat Bandarlampung, Ginda Ansori Wayka, penyalahgunaan narkotika saat ini sudah lintas batas baik mahasiswa, pelajar, dosen, anggota dewan hingga ASN.
“Sejauh ini kita melihat perlunya langkah strategi yang dilakukan oleh pemerintah. Seperti kalau di Kabupaten itu Bupati atau Sekdanya harus lebih membina pegawainya. Karena kita kan malu seorang ASN tertangkap basah apalagi menggunakan mobil dinas,” jelasnya.
Diketahui sebelumnya bahwa penyalahgunaan narkoba terus menjerat ASN. Baru baru ini, barang haram ini berhasil menjerat dua ASN asal Tulang Bawang Barat (Tubaba). Bahkan salah satunya adalah oknum protokol Bupati Tubaba. (adm/ang)