BERBAGI

Bumilampung.com – Regenerasi petani menjadi kata yang cukup sulit bagi dunia pertanian saat ini. Estafet pertanian seolah mulai samar-samar terputus.

Hal ini dibuktikan dengan pemuda usia 15-35 tahun yang berminat menjadi petani hanya 4%, sisanya sebagian besar tergiring industrialisasi.

Selain itu, dari keseluruhan jumlah petani, sekitar 65% sudah berusia diatas 45 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa makin sedikitnya minat pemuda yang tergerak untuk meneruskan dan memfokuskan diri di dunia pertanian.

Menjawab fenomena tersebut, Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung mengupayakan diri sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian berupaya atas keberlanjutan pertanian di Indonesia dengan membangun semangat bagi anak-anak Indonesia, untuk mencintai dan mengenal dunia pertanian sejak dini.

BACA JUGA  Khusus Hari Ini, Telkomsel Manjakan Pelanggan dengan Promo Paket Data 25 GB Seharga Rp 110.000

Fasilitas balai berupa lahan praktik pertanian menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan pertanian kepada anak-anak.

Sekolah Darma Bangsa (SDB) menjadi salah satu sekolah dari ribuan sekolah di Lampung sebagai penerima manfaat untuk mengenali, mencermati, dan menikmati fasilitas lahan praktik pertanian BPP Lampung yang dibimbing langsung oleh staf balai.

Sejumlah tiga puluh empat siswa kelas 3 Sekolah Dasar yang didampingi guru pembimbing melakukan kegiatan pertanian di BPP Lampung.

Diawali dengan memperkenalkan berbagai tanaman pangan dan hortikultura, seperti tanaman cabai, sayuran (bayam, wortel, kangkung), tanaman hidroponik, padi, jagung, kedelai, dan beberapa tanaman buah lainnya.

BACA JUGA  Tingkatkan Kinerja, PTPN VII Optimalisasi Aset

Selanjutnya, untuk menumbuhkan kecintaan terhadap tanaman-tanaman tersebut, Seftiana, Widyaiswara BPP Lampung dengan spesialisasi penyuluhan pertanian menjelaskan bagian tanaman, manfaat dan proses budidaya tanaman-tanaman tersebut.

Untuk menambah minat dan daya tarik adik-adik sekolah dasar, Staf dan tim mengajak mereka untuk belajar dasb mengenali lebih jauh bagaimana menamam dan memanen seacara baik dan benar.

Tanaman jagung menjadi media untuk mengenalkan benih dalam proses budidaya karena jagung merupakan tanaman yang menggunakan benih untuk tumbuh dan mudah dikenali bentuk benihnya.

Seftiana juga mengajak anak-anak untuk menanam satu biji benih dalam satu lubang tanam dengan tujuan agar tanaman jagung dapat tumbuh optimal.

BACA JUGA  Yusuf Kohar Tinjau Korban Longsor

Mekanisme budidaya ini menjadi ilmu pengetahuan yang menyadarkan bahwa berbudiya menjadi sumber kehidupan, baik bagi tanaman jagung sendiri maupun bagi manusia sebagai sumber bahan pangan untuk konsumsi.

Selain itu, memanen juga mampu meyakinkan bahwa budidaya itu menyenangkan. Proses tersebut mempunyai filosofi bagi kepada anak-anak bahwa apa yang sudah diusahakan maka dapat menikmati hasilnya melalui proses pemanenan.

Daya tarik, ilmu pengetahuan dan kesenangan menjadi pondasi bagi anak-anak dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap pertanian.

Pengenalan dan penanaman kecintaan pertanian anak-anak sejak dini diharapkan dapat menjadi satu upaya untuk menjamin keberlanjutan pertanian di masa depan. (rls/asf)

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here