BANDARLAMPUNG – Anggota DPD RI asal Lampung, Bustami Zainudin bersama Wakil Menteri Tenaga Kerja RI Apriansyah Noor melakukan kunjungan kerja ke PT. Pelindo 2 Panjang, Provinsi Lampung guna melakukan peninjauan dan pengawasan terhadap kinerja PT. Pelindo 2 dan stakeholder terkait, Rabu (13/9/2023).
Rombongan Wamen dan Senator Bustami disambut oleh General Manager PT. Pelindo 2 Imam, Pj. KSOP Pelabuhan Panjang Kol. Marinir Amrul Adriansyah, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kota Bandar Lampung, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung, Ketua Koperasi TKBM Pelabuhan Panjang dan Ketua Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Pelabuhan Panjang dan stakeholder lainnya.
Saat berdialog dengan perwakilan TKBM, Bustami menyampaikan bahwa isu terkait bahwa TKBM menjadi penghambat kinerja dan menjadi beban pelabuhan, sehingga keberadaannya terancam di evaluasi adalah tidak benar. Keberadaan kuli bongkar muat masih sangat dibutuhkan untuk memperlancar proses bongkar muat di pelabuhan.
“Saya tegaskan bahwa adanya isu TKBM Pelabuhan akan dihilangkan, digantikan dengan peralatan yang lebih modern dan canggih adalah tidak benar. Banyak pekerjaan yang masih harus dikerjakan oleh tenaga manusia, tidak semuanya bisa digantikan oleh mesin”, ujar Bustami tegas.
Bahwa ada kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas kinerja pelabuhan, Bustami setuju. Namun tidak harus dengan menghilangkan tenaga kuli bongkar muat.
Yang mesti dilakukan adalah peningkatan kapasitas, kemampuan skill dan ketrampilan TKBM, sehingga TKBM kita mampu beradaptasi terhadap perubahan yang ada, yang memang menuntut adanya SDM yang berkualitas.
Bustami juga menegaskan bahwa sinergitas dan kerjasama stakeholder di Pelabuhan Panjang sudah berlangsung produktif dan kondusif, ini harus terus dijaga dan ditingkatkan, sehingga Pelabuhan Panjang bisa terus tumbuh menjadi pelabuhan yang produktif, kondusif dan maju.
Wakil Menteri Tenaga Kerja Afriansyah Noor memastikan kuli bongkar muat masih dibutuhkan di pelabuhan pelabuhan seluruh Indonesia, tak terkecuali di Pelabuhan Panjang. Penegasan itu disampaikan menyusul adanya isu terkait Induk Koperasi TKBM (Tenaga Kuli Bongkar Muat) yang jadi penghambat kegiatan di pelabuhan.
“Tapi sementara ini, saya melihat antara TKBM dengan perusahaan-perusahaan yang berada di Pelindo ini saling membutuhkan. Jadi TKBM masih dibutuhkan sesuai dengan skill dan kemampuannya,” kata Afriansyah di Kantor Pelindo 2, Panjang, Rabu (13/9/2023).
Pihaknya bersama Senator Bustami Zainudin, senator asal Lampung yang juga sebagai Wakil Ketua Komite II DPD RI hadir untuk melihat bagaimana kerjasama antara perusahaan-perusahaan yang berada di wilayah Pelabuhan Panjang. Menurut dia, banyak tenaga kerja yang mencari penghidupan sebagai kuli bongkar muat yang harus menjadi perhatian, mereka semua juga harus tetap bisa bekerja untuk menghidupi keluarganya.
Yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana stakeholder terkait, utamanya Inkop TKBM agar dapat meningkatkan skill atau kemampuan para TKBM. Diharapkan para kuli bongkar muat dapat mengikuti roda perubahan zaman.
“Jadi sekarang ini peralatan sudah canggih semua, semua dikelola dengan mesin bukan dengan fisik manusia lagi. Dan tentunya secara skill teman-teman TKBM sudah harus punya kemampuan,” kata Afriansyah.
Sementara itu, pemerintah masih melakukan sinkronisasi tiga Peraturan Menteri tentang Tata Kelola TKBM. Ketiga peraturan tersebut berasal dari Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Koperasi, dan Kementerian Perhubungan.
Afriansyah menyebutkan, Permen ketiga kementerian tersebut akan berpihak pada peningkatan kesejahteraan TKBM serta pengelolaan koperasi yang lebih profesional.
Bustami juga menyakinkan bahwa kalaulah Permen ketiga kementrian ini terbit, tidak boleh ada pihak yang dirugikan, harus berpihak pada kuli bongkar muat.
Bahwa didalamnya mengharuskan TKBM meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan skillnya, itu menjadi tanggung jawab kita bersama.
Di sisi lain, Ketua Koperasi TKBM Pelabuhan Panjang Agus Sujatma menyampaikan bahwa sinergi antar pihak di pelabuhan Panjang berlangsung sangat kondusif.
Koperasi TKBM dengan segala keterbatasan yang ada terus mencoba memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan anggota, termasuk pembangunan rumah bagi anggota koperasi TKBM. Hingga hari ini sudah terbangun 500 unit, dari target 1000 unit rumah lebih. Ini memerlukan dukungan untuk keberlanjutannya.
Kalau keberadaan TKBM goyah, maka akan berdampak pada kerugian banyak pihak, utamanya kuli bongkar muat dan koperasi.
Sementara, Ketua Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Pelabuhan Panjang Juswandi Kristianto juga menyampaikan bahwa situasi kerja di Pelabuhan Panjang cukup kondusif. Kondisi ini perlu terus dijaga, ditingkatkan dan dipertahankan.
Sinergitas dan soliditas antara TKBM dan APBMI sangat berperan penting dalam menjaga keberlangsungan operasional Pelabuhan Panjang, sebagai salah satu pelabuhan nasional yang cukup strategis.(rls)