Bumilampung.com – Kegiatan budidaya tanaman selalu dekat dengan istilah banyaknya serangan hama dan penyakit, baik itu untuk tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan.
Intensitas serangan dapat bermacam-macam mulai dari intensitas ringan, sedang, sampai pada instensitas yang berat.
Serangan hama dan penyakit menjadi hal yang dikhawatirkan oleh petani karena bisa jadi akan mengurangi hasil panen dan bahkan menjadikan gagal panen. Dan tentu saja hal ini sangat merugikan bagi petani.
Kekhawatiran tersebut sering membuat petani melakukan aktifitas pengendalian hama dan penyakit secara instan dengan menggunakan pestisida kimia, bahkan penggunaan secara berlebihanpun memungkinkan.
Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan mengakibatkan dampak yang serius terhadap kesetimbangan lingkungan, kesehatan konsumen maupun daya mutasi dari hama dan penyakit tersebut.
Pestisida adalah racun yang boleh digunakan akan tetapi tidak boleh berlebihan. Saat ini hampir mayoritas petani bertumpu pada penggunaan pestisida untuk melindungi pertanamannya. Penggunaannya pun terkadang berlebihan, misalnya memakai dosis yang besar dan intensitas penyemprotan yang sering.
Hal ini membahayakan jika produk tanaman tersebut dikonsumsi oleh kita secara terus menerus. Residu pestisida akan menumpuk ditubuh kita.
Untuk itu pengendalian hama dan penyakit secara bijak sangat tepat untuk dilakukan. Perpaduan pengendalian secara biologi atau menggunakan musuh alami dan kimia masih merupakan salah satu alternatif yang dinilai jitu dalam menyelamatkan pertanaman petani dari serangan hama dan penyakit serta menghasilkan produk yang aman untuk di konsumsi.
Salah satu contoh pengendalian secara biologi adalah dengan menanam barir dan refugia di sekitar lokasi pertanaman.
Penanaman refugia di areal pertanaman dimaksudkan untuk memberikan ruang atau hunian bagi musuh alami hama sehingga diharapkan mampu menjadi predator atau parasitoid, yang memangsa hama yang menyerang tanaman dan juga hama yang akan menjadi patogen berbagai macam penyakit tanaman.
Hasilnya populasi hama dapat ditekan pada ambang dibawah pengendalian. Refugia yang digunakan biasanya adalah bunga dengan warna-warna mencolok.
Seperti marigold, bunga kertas, bunga matahari, kenikir dan bunge jengger ayam serta berbagai bunga lainnya. Refugia ditanam mengelilingi pertanaman, atau dipinggir pertanaman dengan jarak bervariasi sesuai dengan kebutuhan.
Semakin banyak jenis refugia yang ditanam maka semakin baik. Selain memberikan dampak terhadap pengendalian hama, refugia juga memberikan kesan yang indah pada lahan pertanaman.
Selain penanaman refugia, penggunaan barir pada pertanaman juga merupakan cara untuk mengamankan tanaman dari hama dan penyakit. Barir merupakan pagar pembatas atau pelindung tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
Barir yang bagus adalah tanaman yang disukai oleh hama dan penyakit akan tetapi memiliki daya tahan yang tinggi. Salah satu nya adalah jagung. Jagung dipilih karna mampu menarik hama dan penyakit tanaman dibandingkan ke tanaman utama.
Berbagai macam kutu-kutuan menempel pada tanaman jagung dibandingkan dengan tanaman utama. Penanaman barir dapat dilakukan pada sekeliling pertanaman, dengan jumlah satu atau dua baris.
Dengan penggunaan refugia dan barir pada lokasi pertanaman maka sesungguhnya kita sudah mengembalikan ekositem alami lingkungan, sehingga diharapkan tidak akan terjadi ledakan hama dan penyakit yang merugikan petani. (rls/asf)