Bumilampung.com – Panen jagung yang melimpah di kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Lampung, perlahan meyakinkan petani jagung untuk mempertahankan kondisi tanah yang seimbang.
Hal ini disampaikan oleh Supriyanto, salah satu petani jagung dari Desa Gedung Gumanti Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Lampung kepada Lely Suryati, widyaiswara Balai Pelatihan Pertanian Lampung.
“Alhamdulillah, panen kali ini terjadi peningkatan produksi jagung untuk kelompoktani kami, Bu” demikian ungkap Supriyanto yang juga merupaka Ketua Kelompoktani Mulyo I Desa Gedung Gumanti Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Lampung.
Hal ini disebabkan oleh salah satunya adalah pemupukan. Jagung merupakan salah satu tanaman yang membutuhkan unsur hara mikro, yaitu N, P dan K dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan vegetatif dan generatifnya.
Supriyanto yang pada saat itu didampingi oleh Sukamto, Penyuluh Pertanian Desa Gedung Gumanti serta M. Thalib selaku Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Tegineneng, menjelaskan bahwa pada beberapa periode panen sebelumnya, hasil panen mereka hanya sampai 4,5 – 5 ton per hektar. Pada periode Oktober 2018 – Maret 2019, terjadi peningkatan. Yaitu 8,5 – 9 ton perhektar.
Hal ini disebabkan karena kondisi lahan yang digunakan untuk penanaman jagung berangsur- angsur membaik setelah sebelumnya menjadi tanah yang kurus dan miskin unsur hara, juga struktur tanah yang menjadi keras akibat terlalu banyak diberikan pupuk kimiawi.
“ Sejak beberapa periode sebelumnya, kami menganjurkan kepada petani untuk menggunakan pupuk organik. Disini kami menggunakan pupuk kandang,” demikian jelas Sukamto.
“ Pupuk kandang diberikan sebagai pupuk kandang menggantikan pupuk Urea dan Pospat,” lanjut Sukamto.
“ Untuk pemupukan susulan, kami masih menggunakan pupuk Urea, Pospat dan NPK. Namun kami mengharapkan, ke depannya penggunaan pupuk kimiawi berangsur- angsur semakin berkurang. Walaupun sekarang, kebutuhan pupuk kimia kami sekarang selalu tersedia,” jelas Supriyanto.
“ Untuk pestisida, kami sudah mengurangi dan membatasi penggunaan pestisida kimia. Dan alhamdulillah, untuk kali ini ladang kami tidak mengalami serangan hama dan penyakit yang terlalu berat sehingga kami tidak perlu menyemprot,” terang dia.
Menurut Sukamto, dengan penggunaan pupuk organik secara konsisten, ternyata dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga dapat memaksimalkan penyerapan unsur hara oleh akar tanaman dan dengan mengurangi dan membatasi penggunaan pestisida kimia, dapat memperbaiki ekosistem ladang dengan mengembalikan mata rantai makanan.
“ Ke depannya, kami mengharapkan semoga Kecamatan Tegineneng, khususnya Desa Gedung Gumanti dapat menjadi desa organik.” Demikian M. Thalib mengakhiri sesi tanya jawab.