BUMT di Tiyuh Karta Sari Diduga Tak Transparan

BERBAGI

Bumilampung.com – Carut marutnya pengelolahan Badan Usaha Milik Tiyuh (BUMT) di Tiyuh Karta Sari, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) nampaknya membuat Kepalo Tiyuh (Kepala Desa) setempat geram. Pasalnya dari Tahun 2015 hingga 2018 belum ada laporan secara tertulis bahkan terkesan tidak transparan terhadap masyarakat.

Turunan Mega Kepalo Tiyuh Karta Sari yang berhasil di jumpai awak media mengatakan di gelarnya rapat evaluasi BUMT dikarnakan banyaknya laporan dari masyarakat setempat bahwa tidak transparannya kepengurusan dan pengelolaan BUMT tersebut.

“Mengingat banyaknya laporan warga terhadap pengelolaan BUMT yang kurang transparan dan diduga disalahgunakan, maka pihak Tiyuh lakukan rapat evaluasi kerja,” jelas Turunan Mega, Kepalo Tiyuh Karta Sari usai memimpin rapat beberapa hari yang lalu.

BACA JUGA  Kampung Gunung Labuhan Salurkan BLT-DD Triwulan Pertama Tahun 2025

Tujuan rapat ini, lanjutnya, ingin mengetahui yang sebenarnya, kemana dan dimana uang yang di Kelola BUMT Tiyuh Karta Sari mulai tahun 2015 – 2018. Hal itu mengingat uang yang dikelola adalah uang milik negara.

“Kita tunggu hingga dua hari kedepan (Rabu) kepada pihak pengelola BUMT untuk memberikan laporan secara tertulis, siapa yang meminjam, siapa yang belum bayar dan berapa uang yang dipinjamkan.jika perlu saya akan turun langsung untuk cek kebenarannya,” tutup Minak sapaan kepalo Tiyuh Karta Sari tersebut.

BACA JUGA  Jelang Hari Raya Idul Fitri 2025, Aparatur Kampung Donomulyo Kecamatan Donomulyo Terima Insentif

Ditempat yang sama, Lina selaku bendahara BUMT memaparkan, bahwasannya ditahun 2015 Kepalo Tiyuh memberikan modal Rp.20 juta untuk modal usaha. Namun dikarenakan usaha tidak berjalan maka BUMT mengalami kerugian sekitar 16 juta lebih.

Kemudian, masih kata Lina, ditahun 2016, BUMT kembali mendapatkan Rp.75 juta dan ditahun 2017 mendapatkan Rp.18 juta, jika ditotal dana tersebut mencapai Rp.96 juta lebih. “Kemudian dana tersebut kami pinjamkan ke warga yang memiliki usaha (warung),” papar Lina.

BACA JUGA  Camat Negeri Agung Melaksanakan Rapat Evaluasi Kinerja Dan Tekankan Disiplin Kepada Pegawainya

Terpisah, salah seorang masyarakat setempat yang enggan disebutkan namanya saat dimintai keterangan mengatakan bahwasannya selama ini pengelola BUMT Tiyuh Karta Sari tidak transparan terhadap masyarakat.

“Ini yang sangat kami sayangkan BUMT yang seharusnya trasparan ini malah tertutup bahkan terkesan ditutup-tutupin mulai siapa saja yang meminjam hingga berapa sisa uang tersebut.yang lebih miris lagi ada satu orang yang meminjam dana tersebut mencapai 40 juta lebih,”keluhnya. (adr/asf)

 

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here