bumilampung.com – Meski menelan anggaran yang cukup tinggi dalam pembangunan, dan harus beberapa kali harus transit matrial untuk pembangunan infrastruktur di Kampung Sungai Barung, Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulangbawang, tidak menjadi penghalang bagi Pemerintah Kampung setempat melaksanakan pembangunan yang bersumber dari anggaran Dana Desa (DD), Minggu (29/03/2020).
Demikian dikatakan Asnur Alamsyah selaku Kepala Kampung Sungai Burung, saat ditemui dikediamannya belum lama ini, bahwa pembangunan infrastruktur Kampung Sungai Burung yang bersumber dari anggaran Dana Desa (DD) dikelola secara partisipatif dikarenakan melibatkan peran serta masyarakat langsung.
Selain itu pembangunan Kampung Sungai Burung mengarah pada terwujudnya kemandirian Kampung, dikarenakan kegiatan pembangunan infrastruktur menggunakan anggaran DD wajib diswakelola oleh Kampung dengan mendayahgunakan sumber daya manusia, dengan kata lain padat karya.
“Artinya disini seluruh pengguna dan realisasi pengelolaan dana DD sudah melalui tahapan dan regulasi sesuai dengan peraturan Kementerian Desa dan Pemerintah Daerah Kabupaten Tulangbawang, kemudian masyarakat juga sudah melalui Musrenbang Kampung, guna menentukan program pembangunan infrastruktur sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” terang Kepala Kampung, Asnur Alamsyah.
Masih kata Asnur Alamsyah, pada Tahun 2019, Kampung Sungai Burung memperoleh dana DD dengan total sebesar Rp 1.826.426.759.00. “Kemudian untuk kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Kampung Sungai Burung yakni penyelenggaraan Pemerintahan Desa Rp.435.127.884.00, pelaksanaan pembangunan Desa Rp.1.148.245.103.00, pembinaan masyarakat Desa Rp. 57.006.875.00, pemberdayaan masyarakat Desa Rp. 112.000.000.00 dan pembiayaan Rp. 84.046.897.00,” bebernya.
Lebih lanjut Asnur Alamsyah mengucpakan syukur, karena melalui anggaran DD masyarakat sudah dapat menikmati pembangunan infrastruktur yang sudah terbangun pada Tahun 2019 lalu, seperti jerambah beton, kemudian sumur bor, yang semuanya dibangun menggunakan anggaran Dana Desa.
“Perlu diketahui pembangunan infrastruktur di Kampung Sungai Burung berbeda dengan pembangunan infrastruktur didarat, dimana jarak tempuh dan medan yang dilalui sangat sulit dan jauh jaraknya dari toko matrial, sehingga harus menyediakan anggaran yang cukup besar agar matrial sampai ketujuan,” tegasnya.
Asnur Alamsyah menambahkan, kondisi pembangunan infrastruktur diatas permukaan air laut dan lahan gambut, membuat Pemerintah Kampung Sungai Burung harus bekerja keras dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Dalam hal ini saya berharap kepada masyarakat Sungai Burung dapat merawat hasil dari pembangunan infrastruktur agar dapat bertahan lama hingga anak cucu kelak, dan patut bersyukur, karena meski 150 KM jarak Kampung Sungai Burung dengan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tulangbawang, akan tetapi masyarakat Kampung Sungai Burung tetap dapat menikmati pembangunan kendati menjadi kampung paling ujung dan terisolir,” tukasnya. (Gun/Mad).