BUMILAMPUNG.COM – Sebagai upaya memulihkan ekonomi, Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan stimulan untuk empat kelompok masyarakat di Lampung Selatan yang terdampak tsunami akhir 2018 lalu.
Bantuan yang diberikan kepada empat kelompok tersebut yakni, alat produksi sale pisang berikut bahan baku untuk tiga bulan produksi kepada kelompok masyarakat Sebesi Mandiri Desa Tejang Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa senilai Rp.50 juta.
Lalu alat produksi rengginang berikut bahan baku untuk tiga bulan produksi kepada Kelompok Masyarakat Minan Kunjir Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa senilai Rp.50 juta.
Bantuan peralatan mesin dan kayu untuk tiga bulan produksi kategori pariwisata dan ekonomi kretatif diberikan kepada kelompok masyarakat Wat Wat Gawoh Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa senilai Rp.35 juta.
Serta bantuan alat produksi mie dan bakso ikan berikut bahan baku tepung terigu untuk tiga bulan produksi diberikan kepada kelompok masyarakat Mamak Kalianda, Kalianda Bawah, Kecamatan Kalianda senilai Rp.65 juta.
Adapun bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Ir. Rifai, MBA kepada masing-masing ketua kelompok masyarakat di Aula Krakatau kantor bupati Lampung Selatan, pada Rabu (25/11/2020).
Turut hadir dalam penyerahan itu, Direktur Pemulihan Peningkatan Sosial Ekonomi dan Sumber Daya Alam BNPB, DR. Yolak Dalimunthe, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung, DR. Ir. Lusmeilia Afriani, DEA.
Sedangkan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan, turut hadir Sekretaris Daerah Kabupaten, Thamrin, S.Sos, MM, Kepala BPBD sekaligus Pelaksana tugas Asisten Bidang Administrasi Umum, Drs. M. Darmawan, MM beserta sejumlah pejabat lainnya.
Hadir juga perwakilan BPBD Provinsi Lampung, Camat Rajabasa dan Kalianda beserta sejumlah kepala desa dari kedua kecamatan tersebut.
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Rifai mengatakan, bantuan stimulan berupa peralatan mesin dan bahan baku itu nantinya diharapkan bisa membangkitkan kembali perekonomian warga terdampak tsunami di Kabupaten Lampung Selatan.
“Bantuan yang diberikan ini bersifat memiliki nilai ekonomis, dalam rangka untuk memulihkan ekonomi masyarakat. Totalnya Rp.200 juta untuk empat kelompok di empat desa,” ujar Rifai kepada sejumlah awak media usai acara tersebut.
Rifai menambahkan, sebelum memberikan bantuan, pihaknya telah melakukan kerjasama dengan Universitas Lampung untuk melakukan riset terkait bantuan yang diberikan.
“Sudah dilakukan riset cepat dari Unila (Universitas Lampung). Kita MoU dua tahun, sekarang sudah bisa membuat produk. Jadi tahun depan tidak lagi berbicara produksi tetapi sudah berfikir memperoleh keuntungan,” katanya.
Sementara, Direktur Pemulihan Peningkatan Sosial Ekonomi dan Sumber Daya Alam BNPB, Yolak Dalimunthe berharap kepada kelompok masyarakat penerima bantuan, agar dapat merawat dan memelihara bantuan yang diberikan dengan baik.
“Kepada pemerintah daerah saya harapakan tetap dikawal dan didampingi. Untuk pemerintah provinsi juga supaya bisa mengalokasikan bantuan-bantuan untuk peningkatan ekonomi masyarakat,” imbuhnya.
Dia juga menyampaikan, bantuan tersebut nantinya akan terus berkelanjutan. Sehingga perekonomian masyarakat yang terdampak tsunami bisa terus tumbuh.
“Kegiatan ini perlu ditingkatkan supaya manfaatnya langsung dirasakan masyarakat. Walaupun harganya tidak seberapa, tetapi nilai manfaatnya tidak bisa kita nilai secara objektif maupun subjektif seperti yang diarasakan saudara kita yang terdampak,” katanya.
Disisi lain, Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Selatan, Thamrin sangat mengapresiasi serta mengucapkan terima kasih kepada BNPB dan Universitas Lampung yang telah peduli dengan masyarakat Kabupaten Lampung Selatan.
“Mudah-mudahan bantuan stimulan ini bermanfaat bagi pemulihan ekonomi warga masyarakat yang terdampak tsunami,” ujar Thamrin menyampaikan sambutan Pjs Bupati.
Thamrin menceritakan, bencana tsunami yang melanda Kabupaten Lampung Selatan bulan Desember 2018 lalu telah mengakibatkan banyak kerusakan, baik ringan maupun berat. Termasuk kerusakan gedung sekolah, rumah ibadah dan rumah tinggal warga.
Setelah dua tahun berlalu pasca terjadi tsunami, massyarakat mendapatkan bantuan peralatan stimulan. Tahrim meyakini bantuan itu sangat bermanfaat dan membantu bagi masyarakat yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda dua tahun lalu.
“Karena selain bantuan berupa peralatan/mesin, ada juga bantuan bahan produksi berupa pisang, beras ketan, dan ikan untuk tiga bulan produksi. Semoga bantuan ini akan memberikan inspirasi bagi kita semua untuk lebih meningkatkan kepedulian kepada warga yang tertimpa musibah bencana alam,” pungkasnya. *(AZ/Lim).